Minggu, 29 November 2009

back To Tennis, Bobby Ferly Harnoko


Sering diajak ke lapangan tenis sejak masih jadi bocah TK oleh sang papa, Bobby Ferly Harnoko kini menjadi petenis lapangan dengan segudang prestasi. Buah memang takkan jatuh jauh dari pohonnya.

“Dulu, papa sering mengajak aku ke lapangan tenis melihat pertandingan. Waktu itu aku masih TK,” kata Bobby ketika ngobrol dengan Xpresi, kemarin sore.
Cowok kelahiran Palembang, 19 September 1992 ini bilang, papanya, Harnoko, juga seorang petenis. Dia yang sering diajak saat latihan jadi tahu betul seluk beluk olahraga tenis, paham peraturan maupun sistem pertandingannya.
“Bahkan sejak TK itu aku udah mulai pegang raket, meskipun raketnya lebih besar dari tanganku,” katanya sambil ketawa.
Tapi dia bilang, meski punya orang tua petenis andal dan akrab dengan lapangan tenis sejak kecil, tak membuat dia jatuh cinta dengan olahraga ini. Doski malah semula lebih suka main sepak bola.
“Aku baru latihan tenis lapangan sejak SMP. Dulu aku suka main bola, tapi karena papa sering memotivasi aku, aku pun jadi sadar dan menyukai tenis lapangan. Sekarang setelah dijalani ternyata asyik aja,” kata cowok yang kini menjadi siswa SMAN 9 Pekanbaru ini.

Jogging Tiap Pagi
Jadi olahragawan ternyata nggak semudah yang dibayangkan Bobby. Fisik yang prima dan mental yang kuat tak ayal lagi harus dimilikinya. Karena itu, otomatis waktu untuk hura-hura atau santai pun jadi berkurang karena dia harus latihan fisik untuk memantapkan stamina. Terutama menjelang pertandingan.
“Aku latihan satu minggu penuh, Senin sampai Jumat. Hari Minggu aku latihan dari pagi sampai sore,” cerita cowok pemalu yang suka bakso ini.
Dia bilang, awalnya emang terasa berat banget menjalani hari-hari penuh latihan seperti itu. Tapi lama-lama doski jadi terbiasa juga. “Sekarang sih udah rileks dan enjoy aja. Malah kalo nggak latihan sehari, badan jadi pegel-pegel lho,” ujarnya enteng.
Mau tahu apa aja aktivitas Bobby tiap hari? Saat matahari baru nongol, sekitar pukul 05.30 WIB, Bobby udah bangun dan langsung sholat subuh. Kemudian, dia langsung jogging keliling lapangan di dekat rumahnya.
“Tapi cuma satu jam, karena setelah itu aku kan harus sekolah,” kata Bobby.
Pulang sekolah, jangan harap dia mampir ke mal atau nongkrong di game station. Jadwal latihan udah menunggunya.
“Bagi aku sih, seberat apapun jadwal latihan saat ini, itu adalah konsekuensi jalan yang udah aku pilih. Aku nggak mau setengah-setengah, pengennya bisa sukses di kelas dan di lapangan,” katanya penuh semangat.
Suka Emosional
Bobby emang udah banyak meraih prestasi, baik di tingkat lokal maupun nasional. Dia bilang, apapun yang diraihnya saat ini, itu semua berkat motivasi dari orang tuanya dan pelatihnya, Ir Andi Zulfiandi.
“Pelatih itu sangat berperan besar dalam menentukan masa depan seorang petenis seperti aku. Dan aku bersyukur banget dapat pelatih yang asyik. Pokoknya the best-lah,” katanya.
Dia bercerita, satu hal yang masih harus dilakukannya saat ini yakni mengontrol emosi. Eh, ternyata Bobby ini termasuk pemain yang suka emosional di lapangan. Malah katanya, pernah dalam suatu pertandingan, dia di-warning berkali-kali oleh wasit.
“Iya, aku mainnya suka emosional. Aku sering diperingatkan oleh wasit. Pelatihku yang akhirnya mengajarkan aku bermain dengan sabar,” katanya.
Emosionalnya kalo kalah ya? Ditanya begitu, Bobby hanya mesem-mesem. “Iya sih, kalo kalah aku suka emosional. Tapi sekarang nggak lagi kok,” katanya sambil tersenyum malu.
Gimana dengan pacar, udah punya belum? Nah, ditanya begini, wajah Bobby kian memerah. Tapi dia langsung menjawab, “Inilah pacarku tersayang!” serunya sambil memeluk mesra raket tenis kesayangannya. Wah, kayaknya masih ada lowongan nih! (Wido-CCMD)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar